Rabu, 11 Mei 2011

Pro dan kontra di hari ketika aku di uji oleh Nya

           Ku terbangun dari tidurku, tak kuat lagi menahan kesakitanku. 03.29 WIB, melihat sekeliling kamar. Masih ada kakak perempuanku tidur di sampingku, jendela kamar masih terbuka lebar (jendela ini tak pernah aku tutup, agar bau malam yang sejuk tetap dapat aku hirup) memungkinkan nyamuk di luar yang kedinginan masuk ke dalam kamarku dan mencari makanan (darah segar kami), hembusan angin keras sekali, aku menajamkan pengihatanku, "eh, kenapa kipas anginnya nyala begitu keras? kenapa nggak di-swing-kan?" gerutuku pelan.
"ah, pasti kakakku. Dasar! padahal tadi malam-malam dia membangunkanku dan tanya kalo aku masih sakit apa engga lho!". 
            Cepat-cepat aku raih remote kipas angin yang ada di samping kakakku.
            "Aaarrrrrrgggghhhh!!! telingaku ......", ujarku ketika mendapati telingaku begitu sakit ketika bangun. Kau tahu rasanya ketika kau turun dari bus setelah perjalanan panjang? Kali ini telingaku lebih parah dari itu.
           Begitu kipas angin aku  matikan, ku duduk di lantai yang dan bersandar di tempat tidur yang tidak terlalu tinggi. Menguatkan diri untuk persiapan hansek nanti (oh ya, hansek kedua aku berhasil mengikuti sampai akhir, dan aku harap Allah SWT memberiku kemampuan untuk tetap bertahan pula hingga jadwal hansek benar-benar telah usai. Amin).
            Teringat anjuran kakakku tadi malam ketika ia membangunkanku, "mungkin aku memang harus minum obatnya.", ujarku pelan. Ku pilah-pilih obat dalam latik biru milik kakakku. Dextral, Vomina, Dexteem Plus, Titan 150 Ranitidine HCl, dan Topcillin Amoksisilin. Aku hanya mengetahui yang terakhir : Antibiotik, sedangkan yang lain, katanya obat batuk dan yang Ranitidine HCl tertulis dalam plastik pelindungnya : lambung. Aku ambil antibiotiknya 1 tablet, menyiapkan makanan untuk mengisi perut karena aku belum makan nasi sejak sore tadi,dan air putih segelas serta buah pisang 2 buah. Ku habiskan nasi kecap yang ku ambil tadi, dan meneguk habis air putih setelah antibiotik itu aku telan bersamaan dengan buah pisang. Ku ucapkan alhamdulillah dan mulai berdoa "Ya Rabb, ketika hati ini Engkau uji, kau berikan ketegaran bak batu di tengah badai. Ketika tubuh ini Engkau uji, hamba mohon berikanlah kekuatan pula pada hamba yang lemah untuk mengikuti kegiatan hansek terakhir hamba di STM, Ya Allah.. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa dan Maha Mengabulkan doa umatMu. AminYa Rabbal Alamin".
           Kembali ke kamar dan meraih sebotol minyak telon+koin seratus kuning. You know what I do, kerokan. Tubuhku kini sudah lumayan hangat. Ku buka laptopku dan mengecek email ku, Ku kirim pesan kepada ibuku tersayang karena beberapa hari aku tak berikan kabar karena HPku pun sedang sakit. Selain itu, ku kirim pesan kepada temanku sesama pecinta alam dari Artekpala, mengajaknya untuk ikut latihan gabungan Jumat depan di Gaputa. Ku kabarkan bahwa Sipeas, SDP, Smapala juga ikut. Tentu saja Argapeta harus ikut (aku akan membujuk adek-adekku untuk ikut).
         Ketika nanti waktu subuh sudah tiba, setelah adzan selesai dikumandangkan, karena sedang berhalangan, aku akan kembali tidur untuk mempersiapkan tubuh ini mengikuti pelatihan semi militer agar dapat menjalankan komando dari sang pelatih. Semoga hati ini dapat tenang dan bersemangat kembali setelah mendengarkan seruan yang berkumandang dan bersahut-sahutan dari masjid dekat rumahku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar